Minggu, 28 Oktober 2007

TNI-AU = Raksasa Tidur?


Semakin menurun, mungkin itulah kata - kata yang pantas berikan kepada angkatan perang udara kita dewasa ini. Meski telah 60 tahun berdiri, TNI-AU masih saja menghadapi masalah seputar kelengkapan persenjataan. Dalam kesiapan nya sekarang bisa di bilang memprihatinkan, sebagai gambaran dari total 251 unit pesawat yang sekarang menjadi ujung tombak hanya sekitar 116 saja yang bisa dikatakan layak terbang, sisanya sudah di grounded karena alasan rusak atau ketiadaan suku cadang.

Tidak perlu di ukur dari layak atau terbang atau tidak, jika seandainya dari 251 unit tersebut semua layak terbang tetaplah tidak cukup untuk mengawal negara seluas ini. Perjuangan TNI - AU untuk mendapatkan angkatan perang yang ideal dengan luas geografis Indonesia memang masih jauh, hal ini di sebabkan berbagai macam hal, diantara nya masalah embargo atau pun ketersediaan dana dari pemerintah yang minim.

jika ada yang berpendapat "buat apa punya senjata canggih - canggih, toh kita kan gak mau perang!" ada benarnya namun tetap saja yang namanya persenjataan harus tetap ideal dan ready, sebagai gambaran dampak dari menurun nya kesigapan angkatan perang kita, negara tetangga kita malaysia seenaknya melanggar wilayah ambalat, belum lagi kasus di bawean dimana enam pesawat tempur jenis F-18 Hornet kepunyaan angkatan laut Amerika melanggar dan bebas terbang sampai mengganggu penerbangan sipil lokal. Hal seperti tentu dapat menjatuhkan wibawa dan kedaulatan negara kita.

Keadaan yang di hadapi sekarang sangat bertolak belakang dengan dekade 50 an di mana pada saat itu angkatan perang kita merupakan yang terkuat di Asia Tenggara dan merupakan salah satu yang terbesar di Asia, raksasa tidur kah kita atau memang raksasa tersebut memang sudah tidak ada lagi untuk mengawal Indonesia yang kita cintai ini.

Tidak ada komentar: